Wajah dan tubuh penuh tato tak menjadi halangan Ahmad Nur Kusuma Yuda memilih jalan hidupnya menjadi salah satu pengurus atau takmir Masjid Jami Al-Istiqomah, di jalan Kusuma Wardani, Pleburan, Kota Semarang. Perjalanan berliku pria kelahiran Tangerang, Jawa Barat 21 tahun lalu itu dilalui lewat sejumlah bukti tato yang menghias tubuhnya.
“Pertama kali ditato pas lulus SD. Gambar air mata, biar tak cengeng, lebih kuat,” kata Yuda saat ditemui Serat.id, Jumat, 15 Januari 2021.
Jauh sebelum ia merelakan dirinya mengurus masjid, Yuda telah melalang buana ke penjuru negeri ini. Itu ia lakukan usai lulus sekolah dasar. “Saya tak lagi meneruskan sekolah. Memutuskan hidup di jananan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berjualan kaos dan ngamen bersama teman-teman,” kata Yuda mengawali kisahnya.
Ia mengaku pernah sampai Merauke, Bali dan Aceh untuk mencari teman. Sedangkan tato di seluruh tubuhnya merupakan kenang-kenangan dari temanya yang pernah ia kunjungi. “Jadi kalau habis main ke tempat teman, di kasih kenang-kenanganya tato. Ya meskipun tidak semua teman,” kata Yuda mengisahkan.
Gambar tato yang ia miliki antara lain, gambar mata dajjal di bagian panggung, Bunda Maria di lengan kiri, muka setan di punggung telapak tangan kiri dan gambar joker di lengan kanan. Meski demikian, Yuda merasa tak menyesal dan tak ada niatan untuk menghapus semua tatonya.
“Biar menjadi bukti saat masih jahiliyah dan sejarah hidup. Kini sudah mencoba menjadi baik dan nanti pas di akhirad kan juga ditanyain, jadi biarin aja,” katanya.
Sumber : https://serat.id/2021/01/15/cerita-yuda-wajah-penuh-tato-pengurus-masjid-al-istiqomah/